Potret Presiden China, Xi Jinping saat tiba di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi pada Rabu (7/12/2022) (twitter.com/KSAmofaEN)
Melansir Reuters, Blinken terbang beberapa hari setelah Arab Saudi mengumumkan bakal memangkas produksi minyaknya. Keputusan itu diprediksi bakal memperparah hubungan Washington-Riyadh. Sebab, keduanya terlanjur bersitegang imbas riwayat Hak Asasi Manusia (HAM) Arab Saudi dan perselisihan soal kebijakan AS terhadap Iran.
Kunjungan itu difokuskan untuk mempengaruhi kembali Arab Saudi atas harga minyak dan menangkis pengaruh China dan Rusia di Timur Tengah, juga membuka peluang normalisasi Saudi-Israel.
Berbicara di Komite Urusan Publik Israel Amerika, Blinken mengatakan bahwa Washington memiliki kepentingan keamanan nasional sebagai mediator dalam normalisasi tersebut. Akan tetapi, ia memperingatkan itu tidak akan terjadi secara cepat.
Sementara itu, seorang pengamat dari lembaga pemikir Foundation for Defense Democracies (FDD) menilai, tujuan penting dalam kunjungan Blinken yaitu mencegah terjadinya hubungan lengket antara Arab Saudi dan China.
"(Blinken harus menjelaskan) mengapa kepentingan China tidak sejalan dengan Arab Saudi, dan mengapa hubungan yang lebih dekat secara strategis menghambat hubungan yang lebih dekat dengan Washington," kata Richard Goldberg, penasihat senior FDD yang berbasis di Washington, dikutip dari The New Arab.