Anggota Pasukan Khusus Afghanistan berkumpul kembali setelah bentrokan hebat dengan Taliban selama misi penyelamatan seorang polisi yang terkepung di sebuah pos pemeriksaan, di provinsi Kandahar, Afghanistan, Selasa (13/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui.
Situasi yang semakin parah di Afghanistan tetap tidak membuat Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, menyerahkan kehendaknya untuk berdamai dengan Taliban. Terdesak dari seluruh penjuru, Ghani masih percaya bahwa perdamaian di Afghanistan dapat ia raih apabila, "menyeimbangkan solusi militer".
Saat itu, Ghani menekankan pemerintahannya harus berpacu dengan waktu sebelum semua itu terlambat.
Presiden AS Joe Biden sendiri juga mengakui sebenarnya militer Afghanistan memiliki jumlah yang jauh lebih besar dan dilengkapi dengan seluruh macam peralatan tempur taktis ketimbang Taliban.
"Anda (Ghani) memiliki 300.000 prajurit bersenjata lengkap melawan 70 hingga 80 ribu (pejuang Taliban) dan prajurit tersebut memiliki kemampuan tempur yang baik", ucapnya.
Meskipun begitu, militer Afghanistan terbukti sangat tidak efektif di lapangan. Dengan taktik perangnya, Taliban pun dengan mudah menakklukan wilayah Afghanistan hingga akhirnya Kabul jatuh pada 15 Agustus 2021.