Seorang anak perempuan Rumania korban perdagangan seksual tinggal di sebuah penampungan anak-anak milik Iana Matei dan sedang melakukan panggilan telepon. (dok. Youtube/BBC News)
Perbudakan manusia di Rumania dijalankan melalui berbagai aksi dan metode perekrutan. Terkadang, orang tua menjual anak-anak mereka.
“Seorang pria memberi tahu saya bahwa dia membeli seorang gadis 15 tahun dari ayahnya dan karena dia masih di bawah umur, dia membayar ekstra kepada sang ayah untuk membawa gadis itu ke apartemennya di Austria," ungkap Radue Nicolae.
Laetitia Gotte, Presiden Asociatia Freeaya, mengungkapkan bahwa ia pernah melihat ibu yang memperdagangkan anak perempuannya. Ia juga mengetahui kasus perdagangan anak di bawah umur yang melibatkan staf panti asuhan.
Metode lain yang dilancarkan adalah dengan menculik anak-anak. Pelaku dapat melancarkan aksi penculikannya dimana saja, termasuk di depan sekolah.
Selain itu, cara lain yang dilakukan pelaku adalah dengan memberikan pinjaman dengan suku bunga sangat tinggi kepada korban secara langsung atau keluarga berpenghasilan rendah dengan menukarkan anaknya. Kemudian, pelaku akan memperdaya keluarga korban dengan mengeluh bahwa anak mereka memiliki pendapatan rendah dan pengeluaran tinggi sehingga keluarga tersebut harus menyerahkan anaknya yang lain demi melunasi hutang-hutangnya.
Metode terakhir yang tak kalah manipulatif dan mengerikan adalah metode "kekasih". Anak-anak perempuan Rumania diperdaya oleh pelaku yang berpura-pura mencintai mereka.
Para pelaku tersebut melancarkan aksinya di halaman sekolah, kemudian merayu para gadis. Biasanya, gadis-gadis muda Rumania dari latar belakang ekonomi yang rendah menjadi target metode perekrutan ini.
Para korban dirayu oleh pelaku dengan janji palsu hubungan kerja, kehidupan yang lebih baik, dan gaya hidup mewah di masa depan. Namun kenyataannya, para korban justru akan dieksploitasi secara seksual di Rumania atau dikirim ke negara lain, seperti Inggris, Irlandia dan Jerman.