Jakarta, IDN Times - Untuk kali pertama, China melayangkan protes kepada Indonesia karena mengebor minyak di lepas pantai Laut Natuna Utara. Protes yang tidak biasa itu disampaikan secara tertulis oleh diplomat China, dan dikirimkan kepada pejabat di Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Informasi ini kali pertama dilaporkan kantor berita Reuters dan dikonfirmasi empat individu yang tak disebutkan identitasnya. Di dalam surat itu, Negeri Tirai Bambu meminta Indonesia menyetop pengeboran lepas pantai karena lokasinya diklaim berada di teritori sembilan garis putus-putus.
Tiga orang lainnya turut mengonfirmasi bahwa China mendesak Indonesia agar menghentikan pengeboran minyak yang sudah berlangsung di sana. Dua orang di antaranya bahkan menyebut China berulang kali menyampaikan tuntutan tersebut.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Nasional Demokrat, Muhammad Farhan, juga membenarkan adanya surat tersebut. Ia sempat diinformasikan mengenai adanya surat protes dari Negeri Panda kepada Indonesia.
Namun, ia belum pernah melihat fisik surat protes tersebut. Ia baru menyaksikan surat protes itu ketika ditunjukkan jurnalis Reuters.
"Tapi, kita sudah merespons dengan tegas bahwa kita menolak desakan itu. Pengeboran pun tetap berjalan," ujar Farhan ketika dihubungi IDN Times, Rabu, 1 Desember 2021 melalui telepon.
Ia mengatakan surat protes itu dilayangkan China bersamaan dengan adanya laporan banyaknya kapal dari Negeri Tirai Bambu yang wara-wiri di Laut Natuna Utara.
Di sisi lain, China rupanya juga menyampaikan protes kepada Indonesia karena personel TNI Angkatan Darat (AD) dengan ribuan pasukan Amerika Serikat dalam latihan yang bernama Garuda Shield. Lokasi latihan itu dilakukan di tiga tempat yakni Baturaja, Sumatra Selatan, Balikpapan, dan Manado.
Apakah penolakan yang disampaikan Indonesia bakal berpengaruh terhadap investasi China yang sudah dibenamkan di Tanah Air? Sebab, China turut mendanai beberapa proyek strategis nasional (PSN), salah satunya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.