Taghi Rahmani, suami Mohammadi, kini tinggal di pengasingan di Paris bersama dua anak kembarnya.
Dia mengatakan, istrinya memiliki sebuah kalimat yang selalu diulangi, yakni "Setiap penghargaan akan membuatku lebih berani, lebih tangguh untuk mewujudkan hak asasi manusia, kebebasan, kesetaraan sipil dan demokrasi," katanya dikutip dari Associated Press.
Saudara lelaki Mohammadi, Hamidreza, mengatakan bahwa hadiah Nobel itu menunjukkan bahwa dunia telah melihat gerakan Mohammadi di Iran. Tapi dia mengatakan, hal itu tidak akan mempengaruhi situasi.
"Rezim akan menggandakan tindakannya terhadap oposisi, dan hal itu tidak akan berdampak pada rezim. Mereka hanya akan menghancurkan orang," katanya.
Amnesty International mengatakan, hadiah tersebut merupakan pesan jelas kepada pemerintah Teheran bahwa tindakan keras terhadap kritikus damai dan pembela hak asasi manusia tidak akan dibiarkan begitu saja.
Di sisi sebaliknya, Iran menuduh Komite Nobel ikut campur dan mempolitisasi masalah hak asasi manusia.
"Komite Nobel Perdamaian telah memberikan hadiah kepada seseorang yang terbukti melakukan pelanggaran hukum dan tindakan kriminal berulang kali, dan kami mengutuk hal ini sebagai tindakan yang bias dan bermotif politik," kata Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran.