Jakarta, IDN Times - Peretas anonim membocorkan data pribadi milik lebih dari 1.000 anggota kepolisian Belarus pada Minggu, 20 September 2020. Mereka mengaku melakukan itu sebagai bentuk balas dendam, karena polisi telah menangkap ribuan demonstran dan membubarkan unjuk rasa anti-pemerintah di Minsk.
Seperti dilaporkan AFP, data-data yang dimasukkan ke dalam format dokumen Google itu, disebarluaskan melalui aplikasi pesan instan Telegram oleh stasiun berita pro oposisi NEXTA Live. Isinya adalah 1.300 nama polisi sekaligus tanggal lahir, jabatan, alamat kantor dan asalnya.