Presiden Korea Selatan Moon Jae-In (www.twitter.com/@moonriver365)
Korea Selatan memperingati 15 Agustus, sebagai Hari Pembebasan Nasional. Di tanggal tersebut, penjajahan oleh Jepang sejak 1910 berakhir pada 1945 usai pembebasan Semenanjung Korea oleh pihak Sekutu.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam pidatonya menyebut bahwa pemerintahannya selalu siap untuk mendiskusikan perselisihan sejarah masa lalu bersama Pemerintah Jepang.
"Kami sudah mulai berdiskusi dengan Pemerintah Jepang menyangkut sebuah solusi bersahabat yang dapat disetujui oleh para korban. Pintu untuk bernegosiasi selalu terbuka lebar," kata Moon di Seoul.
Hubungan antara Jepang dan Korea Selatan masih terganjal oleh perselisihan mengenai kompensasi bagi buruh paksa Korea yang bekerja di pabrik dan pertambangan pada masa penjajahan Jepang. Ketegangan hubungan kedua negara juga terkait dengan persoalan perempuan-perempuan Korea yang dipaksa bekerja sebagai penghibur di rumah prostitusi bagi pasukan militer Jepang.
Sementara bagi Tiongkok, invasi dan pendudukan oleh pasukan militer kerajaan Jepang selama 1931 hingga 1945 masih menyisakan kenangan pahit.
"Kita harus belajar dari sejarah, menjadikan sejarah sebagai peringatan bagi masa depan, dan menunjukkan bahwa kita telah siap untuk berjuang dalam perang," demikian komentar salah satu pejabat dalam surat kabar militer China, Tentara Pembebasan Rakyat.