Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kanan) saat melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison di Inggris (15/6/2021). (instagram.com/Scott Morrison)
Dalam pertemuan tersebut, kedua negara juga menyoroti tentang permasalahan antara Ukraina-Rusia hingga China-Taiwan.
Mereka menekankan komitmen teguh mereka terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Ukraina dalam batas-batas yang diakui secara internasional.
"Perlunya de-eskalasi dan mengarisbawahi bahwa setiap serangan Rusia lebih lanjut di Ukraina akan menjadi kesalahan strategis besar-besaran dan memiliki biaya kemanusiaan yang besar," ungkap Johnson dan Morrison dalam sebuah pernyataan bersama setelah pertemuan virtual mereka.
Mereka juga menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan menyatakan dukungan pada Taiwan dalam organisasi internasional.
Dikutip dari Al Jazeera, Beijing mengklaim Taiwan sebagai miliknya, di mana angkatan udara China telah melakukan serangan mendadak ke zona pertahanan udara pulau itu, juga meningkatkan tekanan pada negara, perusahaan, dan organisasi yang terlibat dengan demokrasi yang diatur sendiri.
Selain itu, mereka juga mengungkapkan keprihatinan serius tentang laporan kredibel tentang pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, dan meminta China untuk melindungi hak, kebebasan, dan otonomi tingkat tinggi untuk Hong Kong yang diabadikan dalam Sino-British Joint Declaration and the Basic Law.
Johnson dan Morrison menyerukan pentingnya negara-negara untuk dapat menggunakan hak dan kebebasan maritim mereka di Laut China Selatan berdasarkan pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Mereka juga menentang kuat tindakan sepihak yang dapat meningkatkan ketegangan dan merusak stabilitas regional dan tatanan berbasis aturan internasional, termasuk militerisasi, pemaksaan, dan intimidasi.