Pembangunan pulau energi Denmark adalah proyek konstruksi terbesar dalam sejarah. Ilustrasi (pexels.com/Tom Swinnen)
Denmark memiliki Undang-Undang Iklim yang mengatur untuk mengurangi efek gas rumah kaca. Dalam undang-undang tersebut, negara harus berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kacanya dari tahun 1990 sampai tahun 2030 sebanyak hingga 70 persen. Karena undang-undang itulah, Denmark sering disebut sebagai salah satu negara paling ambisius dalam bidang tersebut.
Pembangunan pulau buatan sebagai sumber energi terbarukan, selain jadi proyek konstruksi terbesar sepanjang sejarah Denmark, juga mencatatkan negara tersebut sebagai negara pertama di dunia yang berani mengambil keputusan besar untuk membangun pulau khusus sebagai penghasil energi terbarukan.
Kapasitas tahap pertama akan menghasilkan 3 gigawatt tapi tahap selanjutnya akan semakin ditingkatkan menjadi 10 sampai 12 gigawatt. Selain sebagai penghasil energi listrik, pulau itu juga akan menyediakan hidrogen untuk digunakan dalam pengiriman, penerbangan, industri, dan transportasi berat.
Melansir dari laman BBC, pulau penghasil energi terbarukan akan terhubung dengan negara-negara Eropa lainnya, tidak hanya untuk Denmark saja. Profesor Jacob Ostergaard dari Technical University of Denmark mengatakan Jerman, Belanda, atau Inggris bisa mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut.
Profesor Ostergard juga mengatakan “Kami memimpin di darat, lalu kami mengambil langkah di lepas pantai dan sekarang kami mengambil langkah dengan (pembangunan) pulau energi. Jadi ini akan menjaga industri energi Denmark dalam posisi perintis,” jelasnya.