Potret dua penguin kaisar (Emperor Penguin). Sumber: Unsplash.com/Paul Carroll
Prediksi terkait kepunahan tersebut didasarkan oleh studi yang diterbitkan sekelompok peneliti global dalam jurnal Global Change Biology pada Selasa (3/8). Studi terbaru ini melihat tren pemanasan global secara keseluruhan dan kemungkinan adanya peningkatan fluktuasi cuaca ekstrem. Salah satu catatan yang tertuang didalamnya menyoroti kejadian pada tahun 2016, dimana tingkat es laut yang sangat rendah telah menyebabkan kegagalan perkembangbiakan besar-besaran pada koloni penguin Kaisar di Teluk Halley Antartika. Saat itu, es laut pecah sebelum bayi penguin memiliki waktu untuk mengembangkan bulu dewasa yang bisa tahan air. Akibatnya, sekitar 10.000 anak-anak penguin tenggelam dan koloninya menghilang.
"Siklus hidup penguin Kaisar terkait dengan memiliki es laut yang stabil, yang mereka butuhkan untuk berkembang biak, memberi makan, dan berganti kulit,” kata Stephanie Jenouvrier, ahli ekologi penguin di Woods Hole Oceanographic Institution.
Berdasarkan informasi ilmiah dari studi baru dan komersial lainnya, Dinas Perikanan dan Margasatwa AS pun berniat untuk mencantumkan proposal perlindungan di daftar federal terhadap penguin kaisar sebagai spesies yang terancam. Usulan itu telah diterbitkan dalam Daftar Federal pada hari Rabu (4/8) waktu setempat, untuk membuka periode komentar publik selama 60 hari. Ilmuwan berkata bahwa Undang-undang Spesies Terancam Punah sendiri merupakan "hukum terkuat di dunia" untuk melindungi dan mencegah kepunahan pada spesies hewan tertentu, yang penerapannya kini semakin banyak dilakukan ditengah ancaman perubahan iklim.