Jakarta, IDN Times - Ma Kyal Sin, seorang perempuan berusia 18 tahun yang menggandrungi taekwondo, harus tewas di tangan militer setelah peluru tajam bersarang di kepalanya. Kyal Sin adalah satu dari jutaan generasi muda yang turun ke jalan untuk menolak rezim militer di Myanmar. Namun, siapa sangka, dia justru gugur di Kota Mandalay pada Rabu (3/3/2021) kemarin.
Perempuan dengan nama adopsi Angel ini menjadi simbol revolusi kaum muda. Betapa tidak, potret perjuangannya mengenakan kaos hitam dengan tulisan “Everything Will be Ok” viral di media sosial. Dia juga membawa botol Coca-Cola di tangannya untuk menolong demonstran lain yang pandangannya terganggu akibat gas air mata.
Sadar bahwa pihak yang dianggap musuh adalah kelompok bersenjata, Kyal Sin meninggalkan pesan terakhir yang sangat menyentuh hati.
Melalui secarik kertas yang dibawanya, Kyal Sin menuliskan, “jika saya terluka dan tidak dapat kembali dengan kondisi baik, tolong jangan selamatkan saya. Saya akan memberikan bagian tubuh saya yang berguna kepada seseorang yang membutuhkan.”
“Dia mengorbankan dirinya untuk mengajarkan kepada kita tentang harapan. Ini pasti sebuah kemenangan revolusi,” tulis Aung Naing Soe, seorang jurnalis yang rutin melaporkan kondisi terbaru di Burma melalui akun Twitter @AungNaingSoeAns.