Rombongan traktor petani India yang akan melakukan protes. (Twitter.com/Satvinder Singh)
Pada hari Jum’at (22/1), perwakilan serikat petani kembali melakukan pertemuan dengan perwakilan pemerintah pusat. Pertemuan itu adalah yang kesebelas kalinya. Menteri Pertanian India, Narendra Singh Tomar, memberikan usulan baru kepada petani bahwa pemerintah siap untuk menunda implementasi undang-undang selama setidaknya 18 bulan.
Penundaan itu dilakukan untuk mempersiapkan semua petani menghadapi reformasi pertanian yang ada di dalam undang-undang tersebut. Namun pihak serikat petani masih teguh dengan tuntutan awal yakni pencabutan undang-undang reformasi pertanian seutuhnya.
“Pemerintah selalu menjaga kesiapan untuk mempertimbangkan alternatif pencabutan. Usulan kami adalah untuk kepentingan petani dan negara,” kata Tomar seperti dikutip dari India Today. Menteri Pertanian tersebut juga menuduh elemen eksternal telah mencoba membuat kondisi panas sehingga membuat petani untuk terus melanjutkan agitasinya.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan seerikat petani merasa terhina. Mereka harus menunggu kedatangan Menteri Pertanian selama tiga setengah jam. Ketika Menteri datang, menteri menawarkan usulan yang sudah sejak awal tidak akan disepakati petani karena petani hanya ingin pencabutan total undang-undang reformasi pertanian.