Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri India Narendra Modi di KTT ASEAN-India (Media Center KTT ASEAN)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri India, Narendra Modi, dituding menggunakan isu Islam dalam rapat umum Pemilu pada Minggu (21/4/2024) lalu. Pidato Modi memicu kemarahan luas dari tokoh dan anggota partai oposisi, Partai Kongres, yang mayoritas merupakan kaum Muslim.

Saat ini, India sedang melaksanakan Pemilu yang dimulai sejak 19 April 2024 kemarin. Setidaknya 970 juta penduduk India bakal memberikan suaranya dalam tujuh fase sistem pencoblosan yang bakal berlangsung selama enam pekan ke depan. Pemungutan suara di India direncanakan bakal berakhir pada 1 Juni dan rekapitulasi suara akan diumumkan pada 4 Juni 2024 nanti.

"Modi telah secara terang-terangan menargetkan 200 juta umat Islam di India dalam pidatonya dan menggunakan konotasi negatif yaitu penyusup," begitu pernyataan Partai Kongres, dikutip CNN International, Selasa (23/4/2024).

Dalam laporan Partai Kongres ke KPU India, mereka menyebut pidato Modi radikal dan berpotensi memecah belah masyarakat India.

"Kami harap ada aksi konkret yang bisa diambil dari pidato yang menargetkan komunitas agama tertentu ini," begitu lanjutan pernyataan Partai Kongres.

1. Isi pidato Modi di Rajasthan

Dalam pidatonya di Rajasthan, Modi mengatakan jika terpilih untuk berkuasa, umat Islam harus memiliki hak pertama atas kekayaan negara. Namun, dia melanjutkan kalimatnya dengan menyasar umat Muslim dan menyebutnya penyusup.

"Ini akan dibagikan kepada mereka yang punya lebih banyak anak. Ini akan didistribusikan ke penyusup. Apa menurut kalian, uang hasil jerih payah kalian harus diberikan kepada penyusup? Apa kalian mau?" ucap Modi.

2. Modi incar tiga periode

Editorial Team

Tonton lebih seru di