Jakarta, IDN Times – Jalan menuju kursi Presiden AS empat tahun mendatang begitu terjal. Ini mencerminkan dalamnya polarisasi yang terjadi di AS, negeri adidaya. Sampai 24 jam sesudah pemungutan suara ditutup, Selasa malam (3/11/2020), Joe Biden melangkah dengan berat mengumpulkan dukungan suara elektoral yang jadi penentu dalam Pilpres di AS.
Laman Aljazeera pada Kamis (5/11/2020) pukul 05.44 WIB, menunjukkan Biden sudah mengumpulkan 264 suara elektoral atau 50,21 persen suara sedangkan Trump meraih 214 suara atau 48,17 persen. Dibutuhkan 270 suara elektoral untuk jadi Presiden AS, dari 538 suara yang ada.
Persaingan ketat masih terjadi di Arizona, Georgia, Nevada, North Carolina, dan Pennsylvania. Biden menang dengan selisih tipis, 20 ribuan suara di Wisconsin, dan memicu kubu Trum meminta penghitungan ulang suara. Kasus yang sama nampaknya bakal terjadi di sejumlah tempat.
Kondisi ini membuat kepala biro ABC Australia di Washington D.C, David Lipson, mencuit lewat akun Twitter-nya, “merasa seperti politik di Indonesia.” Lipson pernah menjadi kepala biro ABC di Indonesia saat proses Pemilu 2019. Ross Tapsell, akademisi di Australia National University yang meneliti media di Indonesia, menanggapi kicauan ini dengan bercanda, “Benar banget. Tapi belum sama dengan politik di Indonesia sampai Trump berakhir dengan menjadi menteri pertahanan.”
Dia merujuk ke Prabowo Subianto yang kemudian diangkat jadi Menhan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo setelah bertekuk lutut di Pilpres 2019.