Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri Georgia, Irakli Kobakhidze.(twitter.com/PM_Kobakhidze)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Georgia Irakli Kobakhidze, pada Jumat (10/5/2024), mengatakan bahwa pemerintahannya akan mendorong terus RUU anti-agen asing. Ia tidak akan menyerah hanya karena protes dari sebagian kecil warga Georgia yang menolak RUU. 

Sehari sebelumnya, Duta Besar (Dubes) Georgia di Prancis memutuskan mundur dari jabatannya karena menolak pengajuan RUU anti-agen asing. Ia mendesak pemerintah agar tidak melanjutkan usulan RUU dan menunjukkan langkah serius untuk menjadi bagian dari Uni Eropa (UE). 

1. Kobakhidze menyebut mayoritas warga Georgia ingin pengesahan RUU anti-agen asing

Kobakhidze mengungkapkan bahwa RUU anti-agen asing selalu disalahartikan sebagai salah satu tindakan Rusia. Ia menyebut bahwa demonstran yang menolak RUU tersebut adalah pendukung Partai UNM (United National Movement). 

"Kepada seluruh pemuda, kalian telah menciptakan kekecewaan bahwa semua dikaitkan dengan Rusia dan kalian telah salah dalam mempercayai bahwa RUU ini mirip dengan hukum di Rusia untuk meringkus oposisi," terangnya, dikutip Reuters.

Ia menambahkan bahwa mayoritas dari rakyat Georgia mendukung RUU anti-agen asing yang dinilai akan memberikan transparansi pendanaan asing pada media dan organisasi non-profit.

"Kami akan melanjutkan RUU ini yang diharapkan lebih dari 60 persen penduduk Georgia. Mereka mendukung transparansi dan keberlanjutan sebuah perdamaian untuk masa depan Georgia. Aspirasi dari mayoritas akan membawa kami bertindak ke arah yang lebih baik," tambahnya. 

2. Kobakhidze yakin Georgia dapat masuk ke dalam UE

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di