Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PM Hungaria, Viktor Orban saat menghadiri pertemuan Uni Eropa. facebook.com/orbanviktor/

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban secara resmi menghadiri CPAC Texas di Amerika Serikat pada Kamis (4/8/2022). Pada kesempatan tersebut, pemimpin berusia 59 tahun itu mengungkapkan pentingnya persatuan antara kelompok konservatif di Eropa dan Amerika Serikat (AS). 

Pada pekan lalu, pemimpin sayap kanan itu sudah menyatakan pernyataan kontroversial terkait penolakannya terhadap ras campuran. Meskipun demikian, Orban menolak ungkapannya termasuk kritik rasisme, tapi ia menganggap pernyataan itu atas basis kebudayaan. 

1. Orban sebut pemerintahannya sedang diserang liberalisme

Melalui acara pertemuan antara kelompok konservatif di AS tersebut, Orban menegaskan bahwa kelompok konservatif di AS dan Eropa harus bersatu. Hal itu berfungsi untuk mengembalikan institusi di Washington dan Brussels dari liberalisme. 

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintahannya tengah diserang oleh liberalisme yang berniat untuk memisahkan peradaban Barat dari akar Kristiani. Maka dari itu, ia menegaskan untuk mendukung penuh kebijakan pro-keluarga, anti-imigran, penolakan pada ideologi gender. 

"Ini adalah perang kebudayaan. Kami harus merevitalisasi gereja-gereja kami, keluarga kami, universitas, dan komunitas di insitusi kami," tuturnya dalam CPAC (Conservative Political Action Conference) di Dallas, dikutip dari RFE/RL.

Di sisi lain, Orban juga menyerukan bahwa Amerika Serikat saat ini membutuhkan pemimpin yang kuat agar bersedia melakukan negosiasi perdamaian dan mengakhiri perang di Ukraina.

"Hanya pemimpin yang kuat yang bisa melakukan negosiasi perdamaian. Kami membutuhkan Amerika yang kuat dengan pemimpin yang kuat," sambungnya. 

2. Orban dapat sambutan baik oleh kelompok konservatif di AS

Editorial Team

Tonton lebih seru di