PM Israel Ingin Usir Migran Eritrea yang Terlibat Kerusuhan

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa kerusuhan yang terjadi antara kelompok pengungsi pencari suaka Eritrea telah melewati garis merah. Pada Minggu (3/9/2023), dia memerintahkan rencana untuk mendeportasi para perusuh tersebut.
Kerusuhan dua kelompok pengungsi Eritrea, yang bersaing di Tel Aviv pada Sabtu, mengakibatkan lebih dari 100 orang terluka. Mereka termasuk sekitar 30 polisi yang berusaha membubarkan kerusuhan.
1. Netanyahu pertimbangkan mengusir semua migran Afrika
Kekacauan pada Sabtu dinilai sebagai peristiwa yang berlum pernah terjadi sebelumnya. Insiden itu akhirnya membuat pemerintah Israel memertimbangkan langkah-langkah keras terhadap para pencari suaka, khususnya dari Eritrea.
Dilansir BBC, PM Netanyahu memerintahkan rencana baru untuk mengusir semua migran Afrika yang digambarkannya sebagai penyusup ilegal
"Sekarang masih ada masalah serius dengan penyusup ilegal di selatan Tel Aviv dan tempat lain," kata Netanyahu dalam pertemuan pemerintah pada Minggu.
"Kami menginginkan tindakan keras terhadap para perusuh, termasuk deportasi segera terhadap mereka yang ambil bagian," tambahnya.
Sebelumnya, Netanyahu dan beberapa pejabat lainnya telah menyalahkan Mahkamah Agung karena menghalangi upaya mengusir migran keluar dari Israel.