Melansir dari Al Jazeera, dalam pemilihan Senat di hari Rabu Khan telah dituduh adanya kecurangan, dengan hasil yang seringkali bertentangan dengan kebijakan pemungutan suara partai. Pada pekan ini Mahkamah Agung Pakistan telah membatalkan peraturan pemerintah yang mengharuskan pemungutan suara dilakukan dengan pemungutan suara terbuka dan publik.
Setelah pemilihan Senat, Khan menuduh kubu oposisi terlibat dalam korupsi dan berupaya menekannya agar memberi mereka amnesti dalam upaya anti-korupsi pemerintahnya. Dalam pidatonya pada hari Kamis, Khan menuduh oposisi telah "membeli" suara dari anggota partai yang berkuasa atau sekutunya untuk memenangkan kursi Senat Gilani.
"Alasan (pemungutan suara rahasia) adalah bahwa mereka merencanakan pemilihan Hafeez Shaikh dan Yusuf Raza Gilani ini, mereka ingin menghabiskan uang mereka untuk itu, menggunakan semua upaya untuk mencoba dan membeli anggota parlemen kami (untuk menang). Dan ini untuk menunjukkan bahwa entah bagaimana Imran Khan telah kehilangan mayoritasnya (di parlemen). Langkah selanjutnya adalah memberikan mosi tidak percaya ... alasan sebenarnya adalah menggunakan mosi percaya sebagai pedang di atas kepalaku untuk memerasku agar memberi mereka (amnesti)"
Khan melontarkan kritikan terhadap Komisi Pemilihan bahwa mereka telah gagal memastikan pemungutan suara yang bebas dan adil untuk Senat. Marah atas kritikan Khan, komisi pada hari Jumat merespon dengan menyampaikan bahwa setiap partai politik dan politisi harus "memiliki semangat untuk menerima kekalahan" ketika datang dan tidak berusaha mencuatkan kekalahan dalam pemilu.
Sementara itu partai Khan meminta mosi percaya pada hari Sabtu atas kemauannya sendiri, dengan mosi yang diajukan oleh menteri luar negeri dan pemimpin partai senior Shah Mehmood Qureshi pada hari Sabtu.