ilustrasi Ilmu Komunikasi (IDN TImes/Arief Rahmat)
Pidato tersebut disampaikan ketika ketegangan semakin meningkat antara kedua negara setelah Ed Lawrence, yang bekerja di China sebagai jurnalis BBC terakreditasi, ditangkap pada demonstrasi penguncian COVID-19 di Shanghai dan ditahan selama beberapa jam.
Penyiar publik Inggris mengatakan dia diserang dan ditendang oleh polisi.
Setelah dibebaskan, Lawrence menyampaikan terima kasih kepada para followers-nya. Dia juga mencuit, "setidaknya satu warga negara lokal ditangkap setelah mencoba menghentikan polisi memukuli saya".
Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, menyebut insiden itu sangat mengganggu.
“Kebebasan media dan kebebasan untuk memprotes harus dihormati. Tidak ada negara yang dikecualikan. Jurnalis harus bisa melakukan pekerjaannya tanpa intimidasi,” katanya.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Lawrence tidak mengidentifikasi dirinya sebagai seorang jurnalis.
“Berdasarkan apa yang kami pelajari dari otoritas Shanghai yang relevan, dia tidak mengidentifikasi dirinya sebagai jurnalis dan tidak secara sukarela menunjukkan surat persnya,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian.
Dilansir AP, ratusan warga China di berbagai kota sedang menggelar aksi yang menentang kebijakan ketat nol COVID. Awalnya, mereka menggelar protes karena kebakaran. Kemudian, isunya bergulir menjadi upaya untuk melengserkan Presiden Xi Jinping dari jabatannya.