Di pembukaan pidatonya, Ardern menjelaskan kekagumannya dengan kata 'Assalamu'alaikum' yang menjadi ucapan salam umat Muslim. Baginya, kata tersebut memiliki makna terbaik sulit ditemukan dari beragam ucapan salam lain.
"Kita berkumpul di sini, 14 hari setelah hari terkelam di sejarah bangsa kita. Di hari ketika teroris menyerang pada 15 Maret 2019 lalu, kita sering sekali kehilangan kata-kata untuk mendeskripsikan perasaan kita," ujar Ardern dikutip dari Guardian.
"Apa kata yang tepat untuk mengekspresikan pedihnya rasa kehilangan dari 50 korban tewas, dan begitu banyak orang yang terluka? Kata apa yang paling pas menjelaskan perasaan saudara Muslim kita yang menjadi target kebencian dan kekerasan? Kata apa yang tepat menggambarkan kesedihan dari kota yang sudah menerima begitu banyak rasa sakit?," tanya Ardern lagi.
"Saya pikir, saya tidak akan menemukan kata-kata untuk menjelaskan semua itu. Lalu kemudian saya menemukan sebuah kata dari salam yang begitu bermakna. Assalamu'alaikum, semoga damai menyertaimu," lanjut Ardern.
"Salam 'Assalamu'alaikum' diucapkan oleh saudara-saudara Muslim kita, kendati menjadi target kebencian dan kekerasan, namun dibanding menyalurkan kemarahan, mereka justru menyambut dengan salam yang sejuk dan damai," kata Ardern.