Kaja Kallas, Perdana Menteri Estonia (Twitter.com/Kaja Kallas)
Perang Rusia di Ukraina telah memasuki bulan keempat. Perang telah menyebabkan ribuan orang tewas dan memaksa sekitar 7 juta penduduk Ukraina meninggalkan rumah untuk mengungsi.
Kekuatan negara-negara Barat telah membentuk persatuan untuk melawan Rusia. Berbagai sanksi telah dijatuhkan untuk melumpuhkan ekonomi Rusia dan menghentikan mesin perang Putin.
Menurut Business Insider, belum diketahui sampai kapan solidaritas itu akan bertahan. Pemerintah Berlin sendiri telah mendapatkan kecaman dari dalam atas komunikasi yang dilakukan Scholz dengan Putin, serta keterlambatan pengiriman bantuan senjata ke Ukraina.
Sedangkan Estonia, Perdana Menteri Kaja Kallas memperingatkan solidaritas itu sulit dipertahankan saat negara-negara bersaing dengan konsekuensi ekonomi yang berkembang dari sanksi kepada Moskow.
Kallas juga salah satu pemimpin Eropa yang menolak gagasan mengadakan dialog dengan Vladimir Putin.
"Saya tidak melihat ada gunanya berbicara dengannya, jika kita ingin menyampaikan pesan bahwa dia diasingkan dan pesan bahwa dia tidak akan lolos tanpa hukuman untuk (perang) ini dan akan dimintai pertanggungjawaban atas semua kejahatan yang dilakukan," kata Kallas.