Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pagar kawat di sepanjang perbatasan Polandia-Belarusia. (twitter.com/mblaszczak)
Pagar kawat di sepanjang perbatasan Polandia-Belarusia. (twitter.com/mblaszczak)

Warsawa, IDN Times - Setelah Latvia dan Lithuania melakukan penjagaan ketat di perbatasan Belarusia, kini Polandia juga menerjunkan pasukan militernya untuk menghadang migran ilegal asal Timur Tengah. Pasalnya sudah ada peningkatan jumlah migran Timur Tengah yang masuk dari Belarusia sejak awal tahun ini.

Para migran diketahui melakukan perjalanan darat dari Minsk, setelah menaiki pesawat langsung dari Baghdad. Bahkan Uni Eropa menuding Pemerintah Belarusia ada di balik serbuan migran di perbatasan. 

1. Menerjurkan lebih dari 900 tentara ke perbatasan Belarusia

Pemerintah Polandia telah menerjunkan pasukan militer ke perbatasan Belarusia untuk menghentikan masuknya migran ilegal di negaranya. Menteri Pertahanan Polandia, Mariusz Blaszczak pada Rabu (18/8/2021) sudah mengatakan lebih dari 900 tentara diterjunkan dalam operasi ini, disertai pendirian pagar kawat di sepanjang perbatasan Polandia-Belarusia. 

Bahkan kini sepanjang 100 km dari 418 km perbatasan Polandia-Belarusia sudah didirikan pagar kawat berduri dan selanjutnya akan segera ditanam sepanjang 50 km. Sebelumya hal serupa sudah dilakukan Lithuania demi mengatasi lonjakan migran, dikutip dari Euronews. 

Sementara itu, Polandia beserta negara-negara Baltik menuding aksi ini dilakuakan Pemerintah Belarusia untuk membalas sanksi dari Uni Eropa. Setelah negara-negara Barat memberi sanksi terkait kacaunya pemilu Belarusia yang memenangkan Aleksander Lukashenko, dilansir dari Al Jazeera

2. Lebih 2.000 migran berusaha masuk ke Polandia secara ilegal

Dilansir dari Politico, Polandia menyebut hingga Rabu ini, sudah tercatat 2.100 migran yang berusaha masuk ke Polandia pada bulan ini. Sedangkan 1.342 di antara para migran berhasil dihentikan oleh penjaga perbatasan dan 758 orang sudah dibawa ke tempat penampungan sementara. 

Deputi Menlu Polandia, Paweł Jabłoński mengatakan, "Kami memastikan adanya peningkatan tekanan migrasi dari Timur Tengah. Situasi kita saat ini sama seperti yang dihadapi Lithuania belakangan ini dan ini seperti operasi yang diorganisasi."

Di sisi lain, aktivis HAM menyebut pendekatan kekerasan di perbatasan disebut bisa mencederai HAM."Aksi dari penjaga perbatasan termasuk ilegal. Mereka melanggar hukum, lantaran orang-orang itu tidak diperbolehkan masuk ke Polandia dan tidak ada prosedur imigrasi formal yang diikuti." kata pengurus Asosiasi Intervensi Hukum di Warsawa, Witold Klaus . 

Parlemen oposisi juga sudah menyerukan kepada Pemerintah Polandia untuk memastikan semua migran yang berusaha masuk ke wilayah negara diberikan penanganan yang sesuai dengan cara kemanusiaan, dilaporkan dari Euronews.

3. Ribuan migran Timur Tengah terjebak di perbatasan Polandia-Belarusia

Terkait serbuan migran di perbatasan Polandia-Belarusia, Wali Kota Zubrzyca Wielka Paweł Łabanowicz mengatakan sekelompok migran telah melintasi perbatasan setiap harinya selama beberapa minggu. Bahkan beberapa kelompok migran berhenti sejenak di desa berpenduduk 80 orang itu. 

Di samping itu, penduduk Zubrzyca Wielka yang terletak hanya satu kilometer dari perbatasan sudah memberikan makanan dan air kepada migran perempuan dan anak-anak. "Kalian harus membantu karena di situ ada ibu dengan anaknya dan mungkin saja terdapat perang di negara asalnya" ujar Łabanowicz. 

Di sisi lain, Łabanowicz juga menambahkan banyaknya warga yang takut akan keluar malam dan ketatnya penjagaan, "Akan tetapi di saat yang sama, kita adalah orang Polandia yang terbiasa hidup di negara bebas dan orang di desa tidak merasa bebas seperti dulu dengan apa yang terjadi saat ini."

"Kami tidak akan mengeluh apabila otoritas menangkap mereka langsung di perbatasan. Kita harus melindungi perbatasan kita sama seperti yang dilakukan Latvia dan Lithuania" kata Łabanowicz. 

Namun sentimen kepada migran tengah meningkat di Polandia, seiring naiknya partai sayap kanan PiS (Prawo i Sprawiedliwość) sejak 2015. Pemerintah Polandia saat ini menganggap migran sebagai salah satu ancaman yang dapat membahayakan negara, dilaporkan dari Politico

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team