Ilustrasi pistol. (Unsplash.com/steve woods)
Sousa mengatakan dia juga mengumpulkan senjata karena terinsiprasi oleh Bolsonaro, yang sejak terpilih pada 2018 telah melonggarkan undang-undang senjata. Sejak saat itu pemilik senjata legal atau CAC meningkat enam kali lipat menjadi hampir 700 ribu.
"Yang memotivasi saya untuk membeli senjata adalah kata-kata Presiden Bolsonaro, yang selalu menekankan pentingnya warga sipil dipersenjatai dengan mengatakan, 'Penduduk bersenjata tidak akan pernah diperbudak,'" kata Sousa.
Dia telah menjadi pemilik senjata legal sejak Oktober tahun lalu, dan telah mengeluarkan hampir 160 ribu real Brasil (Rp478,9 juta) untuk mengembangkan persenjataannya.
Dalam perjalanan ke Brasilia, Sousa membawa dua senapan ukuran 12, dua revolver, tiga pistol, senapan, lebih dari seribu peluru, dan lima batang dinamit. Dia mengatakan bahwa dia berencana untuk membagikan senjatanya dengan pemegang CAC lainnya di kamp Brasilia.
Flavio Dino, yang ditunjuk sebagai menteri Kehakiman dalam pemerintahan selanjutnya, Senin (26/12), mengatakan insiden tersebut membuat keamanan perlu ditingkatkan untuk pelantikan Lula, yang akan diadakan pada 1 Januari.
"Kita tidak berbicara tentang serigala. Ada orang-orang kuat di balik ini dan polisi akan menyelidikinya. Kami tidak akan membiarkan terorisme politik di Brasil," kata Dino tentang Sousa.