Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Para petugas polisi di Gedung Capitol mengakui saat kerusuhan pada awal tahun 2021 lalu bahwa mereka mengalami pemukulan serta pelecehan rasial. (Twitter.com/MiaFarrow)

Washington, D.C, IDN Times - Para petugas polisi di Gedung Capitol membuat pengakuan kepada parlemen Amerika Serikat bahwa mereka mengalami pelecehan rasial serta pemukulan selama serangan yang terjadi di Gedung Capitol awal tahun 2021 lalu. Ketika itu, sebanyak 535 orang ditangkap atas peristiwa tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Salah seorang polisi menyebut peristiwa itu seperti medan perang abadpertengahan

Dilansir dari BBC, pada hari Selasa, 27 Juli 2021, waktu setempat, para petugas polisi yang berjumlah 4 orang itu menggambarkan mereka dipukuli dan diserang oleh perusuh yang datang untuk mengganggu sertifikasi oleh Kongres dalam mengkonfirmasi kemenangan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, yang terpilih pada saat itu. Salah seorang polisi bernama Aquilino Gonell menggambarkan adegan itu terlihat seperti medan perang abad pertengahan. Sambil menyeka air mata, dia menggambarkan kembali ke rumah dan mendorong istrinya menjauh darinya karena jumlah bahan kimia yang telah meresap ke dalam seragamnya.

Ia yang juga merupakan veteran Perang Irak itu kemudian mengkritik Partai Republik atas apa yang dia gambarkan sebagai upaya terus-menerus mereka untuk mengabaikan atau menghancurkan kebenaran mengenai peristiwa itu. Mendapatkan pertanyaan oleh salah seorang anggota Partai Republik, Liz Cheney, mengenai klaim mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bahwa mereka adalah kumpulan yang sangat penuh kasih, Sersan Gonell menanggapi bahwa ia masih belum pulih dari pelukan saat itu. Begitu juga dengan polisi lainnya bernama Harry Dunn yang mengatakan dia memberi tahu beberapa demonstran bahwa dia telah memilih Biden.

Ia juga mempertanyakan kepada para demonstran bahwa apakah suara yang ia berikan tidak terhitung atau dirinya bukanlah siapa-siapa. Hal itulah yang meyakini dirinya itu merupakan pelecehan rasial. Polisi lainnya bernama Michael Fanone yang langsung menggertak ke arah meja saat dia menuding Partai Republik melakukan pelanggaran memalukan terhadap sumpah jabatan mereka.

2. Beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat menyarankan untuk memanggilTrump

Editorial Team

Tonton lebih seru di