Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Zimbabwe (pixabay.com/scooterenglasias)

Jakarta, IDN Times - Polisi Zimbabwe menangkap 95 demonstran yang menolak kepemimpinan Presiden Emmerson Mnangagwa di Harare pada Selasa (1/4/2025). Mereka dituding memicu kerusuhan dan anarkis. 

Melansir Africa News, polisi menuding puluhan para demonstran melempar batu dan membuat barikade di jalanan. Demonstran tersebut sudah berkumpul di Lapangan Freedom, Harare untuk menyuarakan penolakannya terhadap Mnangagwa. 

Sementara itu, pemerintah dan polisi meminta warga untuk menghiraukan ajakan turun ke jalan dan melanjutkan aktivitasnya. Polisi sudah melakukan penjagaan ketat di sekitar ibu kota Zimbabwe dalam beberapa hari terakhir. 

1. Demonstrasi berlangsung damai

Salah satu demonstran mengatakan bahwa polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Padahal, demonstrasi di Harare kali ini berlangsung dengan damai. 

"Kami melakukan aksi dengan damai dan kami berjanji tidak akan pergi ke mana pun. Kami akan tetap berada di sini. Saya sudah berusia 63 tahun dan hidup saya sulit. Saya merawat cucu saya karena anak saya tidak mampu membesarkannya. Kami ingin Wakil Presiden Zimbabwe, Constantine Chiwenga, mengambil alih kursi kepresidenan," terangnya, dikutip BBC

Sementara, menjelang demonstrasi anti-pemerintah di Harare ini, mayoritas bisnis dan jalanan sudah ditutup. Bahkan sejumlah fasilitas umum dan sekolah dihentikan untuk sementara waktu. 

Polisi sudah memperketat keamanan dan memblokade jalan masuk menuju Harare. Mereka juga meningkatkan patroli menggunakan truk dan berjalan kaki di area pusat kota sehari sebelum demonstrasi. 

2. Pemimpin oposisi tolak pemerintahan Mnangagwa

Demonstrasi di Zimbabwe kali ini didorong oleh ajakan dari oposisi utama Zimbabwe sekaligus veteran perang, Blessed Geza. Setelah menghilang, ia mengajak warga demo menolak kepemimpinan Mnangagwa. 

"Kepada seluruh warga Zimbabwe, ini Blessed Geza. Saya masih hidup. Presiden Mnangagwa tahu di mana saya berada. Dia hanya pecundang yang takut mendekati. Saya berada di tengah warga dan dilindungi oleh rakyat karena saya berada di sisi rakyat," terangnya, dilansir Deutsche Welle

Geza yang memimpin Partai ZANU-PF telah diusir karena melakukan pengkhianatan. Ia terus mendesak Mnangagwa mundur, tapi sejumlah pihak internal ZANU-PF masih mendukung Mnangagwa untuk memimpin Zimbabwe. 

3. Mnangagwa gantikan Panglima Militer Zimbabwe

Menjelang demonstrasi akbar, Mnangagwa sudah melakukan penggantian Panglima Militer Zimbabwe. Ia memindahkan Letnan Jenderal Anselem Sanyatwe untuk menjabat sebagai Menteri Olahraga, Seni, dan Kebudayaan. 

Presiden Zimbabwe itu pun menunjuk Jenderal Matatu sebagai Panglima Militer Zimbabwe yang baru. Keputusan dilihat karena Matatu memiliki pengalaman dalam mengatasi masalah instabilitas politik di negara Afrika bagian selatan tersebut. 

Selain itu, Matatu dikenal memiliki faktor besar di politik Zimbabwe dan sosok yang loyal kepada Kepala Staf Militer Zimbabwe (ZDF), Philip Valerio Sibanda. 

Kedekatannya dengan Sibanda akan membuat kontrol Mnangagwa kepada militer semakin tinggi. Langkah ini juga akan mengamankan posisinya karena mendapat kepercayaan dari ZDF. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm