Pernyataan Salvini diungkapkan ketika menghadiri konferensi politik di Danau Como pada Minggu. Pemimpin Partai Lega Nord itu menyebut sanksi kepada Moskow atas invasi ke Ukraina justru membantu Rusia mendapatkan surplus 140 miliar dolar AS (Rp2,1 kuadriliun) dari kenaikan harga migas.
"Apakah kita harus membela Ukraina? Ya. Namun, saya tidak ingin sanksi tersebut justru melukai negara-negara yang menjatuhkan sanksi lebih dari negara yang menerima sanksi tersebut," paparnya, dilansir dari Politico.
Salvini menegaskan, partainya akan mendukung kebijakan untuk membantu Ukraina dan kepentingan nasional maupun UE. Ia juga mengatakan tidak akan beralih dari sekutu Barat, apabila mereka sanksi tetap dilanjutkan, tapi ia menyarankan agar UE berpikir ulang soal taktik ini.
"Apabila kami berada di pemerintahan, apakah kami akan membuat perubahan aliansi? Tidak. Kami akan tetap mengikuti akar kebebasan dan demokrasi Barat yang menolak perang dan agresi militer. Namun, jika kami mengadopsi instrumen yang tidak berdampak kepada agresor selama 7 bulan ini, perubahan perlu dilakukan menurut saya," tambahnya.