Jakarta, IDN Times – Badan hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRW), menyerukan kepada pemerintah untuk menghentikan penjualan, ekspor, maupun transfer teknologi pengawasan usai menemukan seorang pejabat seniornya yang menjadi sasaran spyware tahun lalu.
Direktur HRW pada bidang krisis dan konflik sekaligus kepala kantor Beirut, Lama Fakih, dilaporkan menjadi sasaran pegasus sebanyak lima kali antara April dan Agustus 2021. Fakih saat itu diketahui tengah mengawasi respons krisis HRW untuk negara-negara seperti Suriah, Ethiopia, dan Amerika Serikat.
Tugas Fakih yang mencakup pendokumentasian dan pengungkapan pelanggaran HAM di beberapa negara tersebut diduga telah menarik perhatian berbagai pemerintah, terutama negara yang menjadi pengguna alat buatan NSO tersebut.