Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
twitter.com/GlobalNewsJapan

Tokyo, IDN Times - Wakil Perdana Menteri Jepang sekaligus Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, mengeluarkan pernyataan mengenai turunnya jumlah populasi dengan menuduh perempuan yang tak bisa memiliki anak. Pernyataan tersebut menjadi kontroversi di Jepang. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pada akhirnya, Aso menarik pernyataannya kembali

twitter.com/Gnews__

Dilansir dari Scmp.com, Taro Aso membuat pernyataan kontroversial dengan menuduh para perempuan yang tidak bisa hamil yang menyebabkan jumlah populasi Jepang semakin menurun. Akibatnya, pernyataan tersebut menimbulkan kecaman keras dan kontroversial bagi sebagian besar warga Jepang. Pernytaan tersebut diungkapkan saat pertemuan konstituensi di Fukuoka, Jepang, pada akhir pekan lalu.

"Ada banyak orang aneh yang mengatakan orang tua itu salah, tetapi itu tidak benar. Sebaliknya, mereka yang tidak melahirkan anak adalah masalahnya. Populasi yang menua, dikombinasikan dengan jumlah anak yang semakin berkurang, adalah masalah serius dalam jangka menengah dan panjang," ungkap pernyataan dari Taro Aso saat itu seperti yang dikutip dari Scmp.com.

Setelah menuai kontroversi, Aso kemudian menarik pernyataannya itu dan meminta maaf kepada warga Jepang setelah anggota parlemen dari pihak oposisi menuduhnya tidak sensitif terhadap pasangan yang ingin memiliki anak tetapi tidak dapat terwujud. Aso mengklaim telah mengeluarkan pernyataannya di luar konteks dan bahwa ia hanya berusaha menyoroti ancaman penurunan tingkat populasi terhadap kesehatan perekonomian Jepang.

"Saya ingin menarik komentar saya dan akan berhati-hati dengan kata-kata saya di masa mendatang," ungkap pernyataan Taro Aso dalam menarik pernyataannya yang dikutip dari Scmp.com.

2. Jumlah kelahiran di Jepang pada tahun 2018 lalu hanya mencapai 921.000 kelahiran

Editorial Team

Tonton lebih seru di