Prancis adalah salah satu negara Eropa yang paling aktif dalam menyediakan pasokan energi listrik bagi masyarakatnya yang bersumber dari energi nuklir. Menurut Statista, pada tahun 2020 pasokan energi tenaga nuklir mengambil porsi 70,6 persen dari total kebutuhan energi.
Saat ini, negara tersebut masih dalam penyelesaian satu reaktor nuklir di Normandia. Menyusul krisis energi di Eropa baru-baru ini yang memicu melonjaknya harga, itu membuat negara yang memiliki menara Eiffel tersebut, mempercepat program tambahan pembangunan nuklirnya.
Menurut Reuters, perusahaan energi Prancis EDF, telah mengajukan studi kelayakan pembangunan enam reaktor nuklir baru. Pembangunan akan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang.
Saat ini Prancis mengoperasikan lebih dari 50 reaktor nuklir. Namun rata-rata usia reaktor tersebut telah menua, yakni sekitar 35 tahun.
Dilansir World Nuclear News, bulan Oktober lalu, Macron berpidato akan menciptakan kembali tenaga nuklir dan menempatkannya sebagai posisi pertama atau prioritas. Itu karena tenaga nuklir "adalah kunci mutlak karena kita tahu bahwa kita akan terus membutuhkan teknologi ini."
Energi nuklir menghasilkan lebih sedikit emisi karbon tapi membutuhkan biaya yang sangat mahal dalam pembangunannya.
Meski begitu, energi tersebut dapat memberi pasokan energi listrik yang melimpah. Karena sebagai negara pelopor energi nuklir di Eropa, harga energi listrik di Prancis jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Jerman, bahkan terendah di Eropa.