Melansir dari Reuters, dalam pembicaraan di Jeddah, Macron sempat melalukan pembicaraan tiga arah dengan Pangeran Mohammed dan Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, melalui sambungan telepon. Hasil diskusi membuat Riyadh kembali berkomitmen mendukung Lebanon secara finansial.
Arab Saudi dan Lebanon mengalami ketegangan setelah komentar Menteri Informasi Lebanon, George Kordahi pada Oktober, yang mengkritik peran Arab Saudi dalam perang di Yaman. Perkataan Kordahi membuat Arab Saudi marah, yang memutuskan melarang impor Lebanon, selain itu duta besar Lebanon diusir dan Arab Saudi memanggi pulang perwakilan diplomatiknya di Beirut.
Komentar Kordahi terkait perang Yaman juga membuat kesal Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang mengambil langkah serupa terhadap Lebanon. Perselisihan itu memaksa Kordahi mengundurkan diri pada hari Jumat untuk membantu mengakhiri pertikaian. Kordahi mengatakan keputusan itu dilakukan demi kepentingan negaranya.
Prancis telah memimpin upaya internasional dalam membantu krisis politik dan ekonomi di Lebanon, tapi sejauh ini gagal melakukan upaya yang membantu Lebanon.
Macron mengatakan dia akan menelepon Presiden Lebanon, Michel Aoun, sekembalinya ke Paris. Pembicaraan dengan Prancis dan Arab Saudi, dianggap Mikati sebagai langkah penting dalam memulihkan hubungan dengan negara-negara Teluk.
Hubungan Lebanon juga memburuk dengan negara teluk, karena meningkatnya aktivitas Hizbullah di Lebanon.