Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, saat berbicara dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen melalui sambungan telepon pada 8 Desember 2020. (Facebook.com/Boris Johnson)
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan bahwa hubungan negaranya dengan Prancis sangat solid, sekalipun Inggris memiliki andil besar dalam keputusan Australia membatalkan pemesanan kapal selam.
"Parlemen seharusnya tidak ragu bahwa komitmen pemerintah untuk NATO benar-benar tak tergoyahkan dan memang telah diperkuat oleh komitmen besar yang telah kami buat, peningkatan terbesar dalam pengeluaran pertahanan sejak Perang Dingin. Hubungan militer kami dengan Prancis sangat solid," kata Johnson, dilansir dari LBC.
"Dan kami berdiri bahu-membahu dengan Prancis, baik di Sahel tempat kami menjalankan operasi gabungan melawan teroris di Mali, atau di Estonia tempat kami saat ini memiliki operasi NATO terbesar,” tambahnya.
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, juga mengungkapkan pernyataan yang senada dengan Johnson. Menurut dia, bukan Inggris atau AS yang menghasut Australia agar tidak memesan alutsista dari Prancis.
"Pada dasarnya orang Australia membuat keputusan bahwa mereka menginginkan kemampuan yang berbeda. Kami tidak berniat melakukan apa pun untuk memusuhi Prancis. Prancis adalah sekutu militer terdekat kami di Eropa, kami adalah kekuatan yang cukup besar dan sebanding,” ujar Wallace.