Pada tahun 2017, sebuah studi nasional di Prancis, lebih dari 220.000 perempuan menderita pelecehan fisik atau seksual oleh pasangan mereka setiap tahunnya.
Pada Maret tahun 2021 lalu, WHO juga menjelaskan bahwa secara global, 1 dari 3 perempuan mengalami kekerasan fisik atau seksual.
Menurut laman resmi WHO, sekitar 736 juta perempuan telah menjadi sasaran kekerasan fisik atau seksual oleh pasangan atau dari non-pasangan. Sebagian besar data itu tetap tidak berubah dalam waktu satu dekade terakhir.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO mengatakan "kekerasan terhadap perempuan mewabah di setiap negara dan budaya, menyebabkan kerugian bagi jutaan perempuan dan keluarganya, dan diperburuk oleh pandemi COVID-19.
Tetapi tidak seperti COVID-19, kekerasan terhadap perempuan tidak dapat dihentikan dengan vaksin. Kita hanya dapat melawannya dengan upaya yang mengakar dan berkelanjutan–oleh pemerintah, masyarakat dan individu–untuk mengubah sikap yang merugikan, meningkatkan akses ke peluang dan layanan bagi perempuan dan anak perempuan, dan membina hubungan yang sehat dan saling menghormati."
Elisabeth Moreno yang menjabat sebagai Menteri Kesetaraan Prancis pada hari Sabtu membela rekam jejak pemerintah ketika puluhan ribu rakyatnya melakukan protes.
Menurut Deutsche Welle, dalam wawancaranya di radio Europe 1, dia mengatakan telah ada peningkatan penyediaan akomodasi darurat sebanyak 60 persen, pelatihan petugas polisi dan pengenalan telepon darurat untuk korban kekerasan.