Ilustrasi pemilu. (Unsplash.com/Element5 Digital)
Melansir dari The Guardian, tindakan pemerintah Prancis memakai jasa perusahaan konsultasi swasta bukan sesuatu yang ilegal, tapi karena adanya tuduhan tidak membayar pajak telah memimbulkan skandal dan pengeluaran untuk konsultasi dianggap pihak oposisi terlalu boros.
Adanya masalah pembayaran pajak ini telah menyulitkan Presiden Emmanuel Macron, yang ikut serta dalam pemilihan presiden. Masalah ini bisa dimaanfaatkan oleh kandidat lainnya untuk mengurangi kepercayaan terhadap Macron.
Calon presiden barhaluan kiri Jean-Luc Melenchon mengatakan persoalan itu sebagai skandal dan berjanji akan mengakhiri kerja sama seperti itu. Kandidat lainnya juga ikut bersuara, Marine Le Pen dari sayap kanan menganggap masalah itu merupakan penghinaan bagi pembayar pajak yang melihat banyaknya dana negara dipakai untuk membayar jasa konsultan.
Macron dalam menanggapi persoalan ini mengatakan bahwa Prancis menggunakan perusahaan konsultan jauh lebih sedikit daripada negara lain dan bahwa kebijakan pengadaan publik telah dilaksanakan dengan pengawasan ketat. Pemimpin Prancis itu juga mengatakan masalah ini bukan presiden yang menandatangani kontrak dengan konsultan, dia mengatakan itu merupakan tanggung jawab dari administrasi, menteri, dan penyedia layanan.
Meski mendapat isu yang tidak baik dalam pemerintahannya Macron diperkirakan akan tetap lolos dalam putaran pertama pemilu yang berlangsung pada 10 April, sementara itu saingan terkuatnya, Le Pen telah meningkat dalam jajak pendapat dan dia diperkirakan akan menjadi penantang Macron di putaran kedua pada 24 April.