Maia Sandu saat mengikuti pemilu di Moldova.instagram.com/maia.sandu/
Maia Sandu yang baru saja terpilih menjadi presiden di Moldova sudah menginginkan adanya keseimbangan di negara pecahan Uni Soviet tersebut dalam memihak Barat dan Rusia. Sehingga ia menginginkan pasukan Rusia (OGRF) digantikan oleh pengamat sipil di bawah kontrol OSCE. Melansir dari The Moscow Times, ia juga mengatakan apabila,
“Kami adalah negara merdeka yang tidak menginginkan adanya tentara dari luar negeri di dalam teritori kita. Ini bukan hanya sebuah deklarasi melainkan sebuah kebutuhan. Kita akan bekerjasama dengan Rusia selama permasalahan pemindahan persenjataan dan penarikan pasukannya berhasil”
Sebelumnya konflik di Transnistria sudah berlangsung sejak tahun 1990, satu tahun sebelum pecahnya Uni Soviet dan mendeklarasikan sendiri kemerdekaanya dari Moldova setelah takut apabila negaranya bergabung dengan Romania. Teritori tersebut sudah ditinggali oleh sekitar 500 ribu penduduk yang mayoritas berasal dari etnik Rusia dan hanya satu per tiga merupakan orang Moldova, dikutip dari Reuters.