Jair Bolsonaro, presiden Brasil. (instagram.com/jairmessiasbolsonaro)
Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah mendapatkan tekanan bertubi-tubi tentang beberapa masalah seperti dugaan keterlibatan skandal korupsi, tuduhan penanganan wabah virus corona yang buruk dan kini tuduhan dugaan penggelapan gaji.
Dalam kasus terakhir, hal itu diungkapkan oleh media lokal populer UOL, di mana skandal dugaan penggelapan gaji adalah rahasia lama, yakni ketika Jair Bolsonaro menjadi anggota parlemen di majelis rendah dari tahun 1991 sampai dengan 2018.
Melansir laman The Guardian, skandal dugaan skema penggelapan gaji Bolsonaro dalam istilah lokal disebut juga rachadinha. Skema tersebut bekerja dengan cara seperti pungutan gaji yang harus dibayarkan oleh pekerja kepada Jair Bolsonaro karena telah dijadikan sebagai staf.
Ini seperti sebuah jaringan nepotisme, di mana anggota keluarga diajak untuk ikut bekerja dalam pemerintahan, akan tetapi dengan syarat bahwa mereka nantinya akan memberikan uang gaji sesuai kesepakatan kepada yang mengajak bekerja.
Tuduhan itu berdasakan pada rekaman audio mantan ipar Jair Bolsonaro yang didapatkan media lokal. Mantan ipar Bolsonaro bernama Andrea Siqueira Valle. Dalam rekaman Siqueira Valle, dia menjelaskan kakaknya dipecat karena tidak mau membayarkan upeti dari gaji yang diterimanya.
"Andre menyebabkan banyak masalah karena tidak pernah mengembalikan jumlah uang yang tepat yang harus dikembalikan, Anda mengerti? Dia seharusnya mengembalikan 6.000 reais (sekitar Rp17,1 juta), tetapi Andre hanya menyerahkan 2.000 atau 3.000 reais (sekitar Rp5,7 juta-8,5 juta). Ini berlangsung selama berabad-abad sampai Jair berkata: 'Cukup–singkirkan dia karena dia tidak pernah memberi saya jumlah uang yang tepat.'"