Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)
Dilansir AP News, China dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan kontrol atas biara-biara Buddha dan memperluas pendidikan dalam bahasa China daripada bahasa Tibet. Para pengkritik kebijakan semacam itu secara rutin ditahan dan dapat menerima hukuman penjara yang lama, terlebih jika mereka telah dihukum karena berhubungan dengan Dalai Lama yang berusia 86 tahun, yang telah tinggal di pengasingan di India sejak melarikan diri dari Tibet selama pemberontakan yang gagal melawan kekuasaan China di tahun 1959.
China pun tidak mengakui pemerintah Tibet di pengasingan yang dideklarasikan sendiri yang berbasis di kota lereng bukit Dharmsala, serta menuduh Dalai Lama berusaha memisahkan Tibet dari China.
Di sisi lain, pariwisata domestik telah berkembang secara besar-besaran di wilayah tersebut selama sembilan tahun Xi menjabat, di mana terdapat bandara baru, jalur kereta api, dan jalan raya dibangun.
Sehari sebelum kunjungannya, Xi mengunjungi kota Nyingchi guna memeriksa pekerjaan pelestarian ekologi di lembah sungai Yarlung Zangbo, hulu Brahmaputra, di mana Negeri Bambu tersebut sedang membangun bendungan yang kontroversial.
Kunjungan Xi mungkin bertepatan dengan peringatan 70 tahun Perjanjian 17 Poin, yang mana dengan tegas menetapkan kendali China atas Tibet, yang menurut banyak orang Tibet telah merdeka secara efektif untuk sebagian besar sejarahnya. Dalai Lama mengatakan dia dipaksa menandatangani dokumen itu dan sejak itu menolaknya.