Jakarta, IDN Times - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte membuat keputusan tegas tidak akan membuka sekolah, kecuali vaksin COVID-19 ditemukan. Menurut Duterte, dengan membiarkan siswa kembali menuntut ilmu di bangku sekolah tanpa vaksin, maka sama artinya, membiarkan bencana terjadi.
"Saya tidak akan mengizinkan kelas kembali dibuka di mana mereka berpotensi duduk berdekatan. Kecuali, saya yakin mereka akan selamat, maka tidak ada gunanya membuat wacana sekolah akan kembali dibuka," ujar Duterte dan dikutip stasiun berita Al Jazeera pada Selasa (26/5).
Sebelumnya, otoritas setempat mengatakan para siswa siap-siap akan kembali ke sekolah pada akhir Agustus mendatang. Sekitar 25 juta siswa Sekolah Dasar dan SMP terpaksa harus belajar dari rumah agar tidak terpapar COVID-19. Apalagi angka penularan kasus virus corona di Filipina tergolong tinggi.
Kendati sadar ada risiko pendidikan para siswa jadi terhambat bila sekolah tidak dibuka, Duterte tetap bersikukuh tidak akan mengeluarkan kebijakan tersebut.
"Bagi saya, vaksin dulu. Bila vakin sudah ada, maka sekolah boleh dibuka lagi. Bila tidak ada satu pun siswa yang lulus, ya biarkan saja," tutur dia lagi.
Apa alternatif pendidikan yang ditawarkan oleh pemerintah selama sekolah ditutup? Mengapa pernyataan Menteri Kesehatan Filipina, Franciso Duque III justru berbeda dari apa yang disampaikan oleh Presiden Duterte?