Jakarta, IDN Times - Presiden Emmanuel Macron membantah Prancis merupakan negara yang anti terhadap Muslim. Dalam wawancara pada akhir pekan lalu, Macron menekankan, majalah satir Charlie Hebdo tidak terafiliasi dengan Pemerintah Prancis. Artinya, pemerintah tidak mendukung agar Charlie Hebdo menggambar kartun yang menyerupai Nabi Muhammad, yang kini jadi pemicu aksi unjuk rasa besar-besaran di beberapa negara berpenduduk Muslim.
"Karikatur itu bukan proyek yang didukung oleh pemerintah. Tetapi, dibuat oleh harian yang bebas (untuk mengekspresikan diri) dan independen. Mereka tidak terafiliasi dengan pemerintah," ungkap Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam wawancara eksklusif dengan stasiun berita Al Jazeera.
Presiden berusia 42 tahun itu menyebut, publik banyak yang keliru memaknai sikap dan pernyataannya mengenai karikatur Charlie Hebdo dan Islam. Publik keliru karena ada banyak kalimatnya yang diplintir dan dibumbui kebohongan.
"Saya bisa memahami sentimen yang sedang disampaikan saat ini dan saya menghormati mereka semua. Tetapi, Anda harus mengerti peran saya saat ini fokus untuk melakukan dua hal, pertama untuk mempromosikan rasa aman dan tenang, dan kedua, memastikan terjaminnya hak-hak ini (kebebasan berekspresi)," tuturnya.
"Saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk berbicara, menulis, berpikir dan menggambar," kata dia lagi.
Penjelasan lebih lanjut disampaikan oleh Duta Besar Prancis di Indonesia, Olivier Chambard, dalam wawancara dengan harian Republika. Apa katanya mengenai kartun yang ditampilkan di Majalah Charlie Hebdo?