Jakarta, IDN Times - Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan polisi dan militer untuk menghabisi dan membunuh semua pemberontak komunis. Aksi itu dikecam karena kekhawatiran yang dapat memicu gelombang baru pertumpahan darah serupa dengan perang melawan narkotika, yang pada akhirnya turut merenggut nyawa warga sipil.
"Saya telah memberi tahu militer dan polisi, jika mereka terlibat dalam pertempuran dengan pemberontak komunis, bunuh mereka, pastikan Anda benar-benar membunuh mereka, dan menghabisi mereka jika mereka masih hidup," kata Duterte, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
“Lupakan hak asasi manusia (HAM). Itu pesan saya. Saya bersedia masuk penjara, itu tidak masalah,” tambah dia, berbicara dengan bahasa asli Visayan yang biasa digunakan di selatan Mindanao.