Jakarta, IDN Times – Presiden Iran, Ebrahim Raisi, memperingatkan pengunjuk rasa yang turun ke jalan pada Jumat (23/9/2022). Menurutnya, kericuhan yang terjadi tidak dapat dibenarkan.
"Ada kebebasan berekspresi di Iran ... tetapi tindakan kekacauan tidak dapat diterima," kata Raisi, dilansir Middle East Eye.
Gelombang protes terus meluas setelah meninggalnya seorang perempuan berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini usai ditahan oleh polisi moral Iran.
Pada Kamis di konferensi pers di sela-sela Majelis Umum PBB di New York, Raisi mengatakan telah memerintahkan penyelidikan atas kasus Amini.