Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Israel (pexels.com/Leonid Altman)

Jakarta, IDN Times - Presiden Israel Isaac Herzog membantah pihaknya menyerang rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa. Ia juga mengatakan, semua fasilitas di sana beroperasi dengan baik, meskipun staf rumah sakit melaporkan bahwa pasokan listrik telah habis.

"Kami sama sekali menyangkal hal ini, ada banyak pelintiran oleh Hamas, tapi ada listrik di Shifa, semuanya beroperasi," kata Herzog, dikutip dari BBC pada Senin (13/11/2023).

Ahli bedah Marwan Abu Saada, pada Sabtu (11/11/2023), mengatakan bahwa rumah sakit Al-Shifa telah kehabisan air, makanan dan listrik. Sementara, suara tembakan dan pemboman terus bergema di seluruh rumah sakit setiap detik.

Israel menuduh Hamas mendirikan pos komando di dalam rumah sakit dan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia. Namun, staf medis di Al-Shifa membantah klaim tersebut dan menuduh Israel menyerang warga sipil tanpa pandang bulu.

“Kami bermalam dengan panik menunggu kedatangan mereka. Mereka ada di luar, tidak jauh dari gerbang," kata Ahmed al-Boursh, seorang warga yang berlindung di rumah sakit.

1. Sebanyak 36 bayi terancam meninggal

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, generator terakhir di rumah sakit Al-Shifa telah kehabisan bahan bakar pada Sabtu, sehingga menyebabkan tiga bayi prematur dan empat pasien lainnya meninggal. Selain itu, 36 bayi lainnya juga berisiko meninggal dunia akibat ketiadaan listrik.

Militer Israel menegaskan, mereka telah menempatkan 300 liter bahan bakar di dekat Al-Shifa dan mengoordinasikan pengirimannya dengan petugas rumah sakit. Namun, mereka menyebut Hamas menghalangi petugas untuk menerima bahan bakar tersebut.

Klaim Israel dibantah oleh juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qidra. Ia mengatakan bahan bakar tersebut tidak akan cukup untuk mengoperasikan generator selama satu jam.

“Ini adalah ejekan terhadap pasien dan anak-anak,” kata Al-Qidra, dilansir Al Jazeera. 

Militer sebelumnya juga mengatakan, pasukannya akan membantu memindahkan bayi-bayi yang dirawat di rumah sakit pada Minggu (12/11/2023). Namun, Medical Aid for Palestines, badan amal yang berbasis di Inggris yang mendukung unit perawatan intensif bagi bayi baru lahir di Al-Shifa, mengatakan bahwa memindahkan bayi yang dalam kondisi kritis adalah hal yang rumit.

“Dengan ambulans yang tidak dapat menjangkau rumah sakit dan tidak ada rumah sakit yang mampu menerimanya, tidak ada indikasi bagaimana hal ini dapat dilakukan dengan aman,” kata CEO Melanie Ward.

Menurutnya, satu-satunya solusi adalah Israel harus menghentikan serangannya dan mengizinkan bahan bakar masuk ke rumah sakit.

2. Operasi militer Israel di Gaza dilakukan sesuai hukum internasional

Editorial Team

EditorFatimah

Tonton lebih seru di