Jakarta, IDN Times – Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, menyebut kerusuhan yang telah menewaskan lebih dari 160 orang sebagai upaya kudeta. Unjuk rasa yang terjadi sepekan lalu tercatat sebagai kerusuhan paling parah dalam sejarah Kazakhstan.
Ketika menghadiri pertemuan daring Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia, Tokayev menyampikan bahwa ketertiban telah dipulihkan di negara terkaya di Asia Tengah itu.
“Dengan kedok unjuk rasa yang terjadi secara spontan, kemudian terjadi kerusuhan, sangat jelas bahwa tujuan utamanya adalah merusak tatanan konstitusional dan merebut kekuasaan. Apa yang kita bicarakan adalah upaya kudeta,” kata Tokayev, dikutip dari Al Jazeera.