Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Jumat (8/12/2023), mengatakan bahwa ia tidak merusak paham sekularisme di negaranya. Pernyataan itu disampaikan menanggapi kritik publik atas penyelenggaraan Hanukkah di Istana Kepresidenan Elysee.
Prancis telah menetapkan paham sekularisme sejak 1905. Dengan itu, semua penduduk memiliki kebebasan untuk menganut dan melakukan praktik agama yang mereka yakini. Namun, tidak boleh ada agama yang masuk ataupun merepresentasikan politik di Prancis.
Maka dari itu, pejabat publik dilarang menunjukkan tanda atau simbol keagamaan di ruang publik karena itu menjadi isu sensitif di Prancis.