Foto Ashgabat ibu kota Turkeministan yang memegang rekor dunia karena memiliki kepadatan bangunan marmer tertinggi di dunia. Sumber. twitter.com/ SEnECA
Melansir dari CNN, Presiden Berdymukhamedov dikenal otoriter dia menjadi presiden sejak kematian pendahulunya Saparmurat Niyazov di tahun 2016, yang juga dikenal otoriter. Setelah menjadi presiden, Ashgabat ibu kota negara telah dibangun mewah, dengan memegang rekor dunia Guinness untuk kepadatan tertinggi bangunan marmer putih di dunia. Ashgabat juga memiliki banyak kubah emas, patung raksasa. Proyek besar lainnya yaitu bandara senilai 2,3 miliar dolar dengan bentuk menyerupai burung, kemudian 5 miliar dolar untuk membangun desa Olimpiade untuk Asian Indoor and Martial Arts Games 2017.
Meskipun dana miliaran dolar dihabiskan untuk membangun kota dengan mewah, namun penduduk Turkmenistan menghadapi inflasi yang tinggi dan krisis bahan pangan. Lalu sebuah laporan dari The Foreign Policy Center (FPC), menunjukkan bahwa ekonomi Turkmenistan, yang mengandalkan cadangan gas negara sedang dalam krisis ekonomi terburuk dan di "ambang kehancuran," sebagian karena harga gas yang rendah dan penurunan pada ekspor.
Krisis ekonomi karena virus corona juga semakin memperburuk Turkmenistan, yang memiliki panen dan kekuarangan dalam subsidi makanan, menurut laporan di bulan September dari Lembaga Hak Asasi Manusia Turkmenistan. Menurut para warga harga pangan telah naik drastis dan dalam mendapatkan makanan bersubsidi mereka perlu antri selama berjam-jam. FPC juga memperkirakan saat 60 hingga 70% dari angkatan kerja Turkmenistan, yang memenuhi syarat kerja adalah pengangguran atau setengah pengangguran, dilansir dari CNN.
Mengenai kemiskinan dan krisis yang sedang dialami dibantah oleh pemerintah Turkmenistan. Saat ini Turkmenistan yang tidak pernah melaporkan adanya kasus positif virus corona dianggap menutupi informasi. Media asing juga sulit memperoleh informasi di Turkmenistan, yang pemerintahnya dianggap sering membungkam para aktivis.