Pada acara tersebut, Menteri Luar Negeri Afghanistan, Muttaqi, mengatakan bahwa negaranya siap membangun sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi sesuai dengan kapasitas yang dimiliki negaranya.
Muttaqi mengungkapkan, konflik yang berlangsung selama dua dekade dan model ekonomi akibat sanksi Amerika Serikat (AS) telah menghancurkan Afghanistan. Hal itulah yang disalahkan atas tingginya kemiskinan ekstrem di Afghanistan, dilaporkan The Khaama Press.
Ia juga mengklaim bahwa setelah gejolak politik di Afghanistan, pemimpinnya sudah membangun budaya toleransi dan memberikan amnesti kepada seluruh anggota militer dan politikus oposisi yang mengakhiri praktik pembalasan.
Di sisi lain, Muttaqi juga mengatakan bahwa Afghanistan sudah berusaha untuk meningkatkan pendapatan domestik untuk pertama kalinya, dan ini membuat negaranya untuk melakukan mendanai seluruh biaya pembangunan.
Menlu juga menegaskan bahwa pemerintahannya berkomitmen penuh dengan komunitas internasional di bawah perjanjian Doha. Pihaknya tidak akan membiarkan anggotanya, individu, maupun kelompok lain mengancam keamanan negara lain.