Yoon menghadapi tuduhan serius terkait pemberlakuan darurat militer yang menyebabkan gejolak politik di seluruh negeri. Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman berat, mulai dari penjara hingga hukuman mati.
Tim gabungan dari Kantor Investigasi Korupsi (CIO) dan kepolisian telah merencanakan upaya penangkapan berikutnya, yang mereka sebut sebagai langkah terakhir. Yonhap melaporkan bahwa sekitar 1.000 penyidik akan dikerahkan dalam operasi besar ini.
Siapa pun yang menghalangi proses hukum akan menghadapi tindakan tegas. Sementara itu, mantan kepala pengamanan presiden, Park Chong-jun, yang mengundurkan diri pada Jumat (10/1/2025), telah digantikan oleh seorang loyalis Yoon dengan pendekatan lebih tegas.
“Tidak boleh ada pertumpahan darah dalam upaya penangkapan berikutnya,” ungkap Park sebelum meninggalkan jabatannya.