ilustrasi drone buatan Turki (Twitter.com/BAYKAR)
Turki berusaha bersikap netral dalam perang Rusia di Ukraina. Turki menjadi pemasok utama drone tempur dan itu digunakan untuk menghancurkan perlengkapan militer Rusia.
Tapi di sisi lain, Presiden Erdogan juga berkawan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ankara enggan mengikuti rekan-rekan NATO untuk menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Pengiriman drone tempur Turki ke Ukraina telah menyebabkan ketidaksenangan pihak Rusia. Namun demikian, Putin sendiri juga pernah mengungkapkan minatnya untuk menarik Bayraktar agar membangun pabriknya di Rusia pada Juli lalu.
"Putin mengatakan kepada saya bahwa dia ingin bekerja dengan Baykar. Dia mengusulkan untuk mendirikan pabrik di Rusia seperti yang telah dilakukan (Baykar) di UEA," kata Erdogan, dilansir Middle East Eye.
Tapi, komentar Erdogan segera ditanggapi juru bicara Baykar. Perusahaan membantah telah mendirikan pabrik di Uni Emirat Arab (UEA).
Haluk Bayraktar, yang memimpin Baykar, mengatakan tidak akan menjual drone tempurnya kepada Rusia.
"Ada hubungan strategis antara Turki dan Ukraina, terutama di bidang penerbangan dan luar angkasa. Turki mendukung Ukraina dengan teknologi drone bersenjata. Kami tidak mengirimkan atau memasok apa pun ke Rusia. Kami tidak akan pernah melakukan hal seperti itu," tegasnya.