ilustrasi kamera CCTV (freepik.com/rawpixel.com)
Saat ditanyai pihak berwajib, Abbas mengaku tak terlintas di benaknya untuk menekan tombol darurat ketika menolong korban. Dirinya mengaku telah mencoba untuk menghubungi ambulans, tetapi ponselnya tidak ada sinyal.
Abbas juga mengatakan, ia sempat berbicara dengan seorang laki-laki yang bersedia untuk memberi korban perban dan P3K. Selain itu, ia mengklaim bahwa korban sendirilah yang meminta untuk tak perlu menelepon ambulans. Akan tetapi, pengakuannya sangat bertolak belakang dengan kejadian di lapangan.
Dilansir Daily Mail, menurut keterangan polisi, setidaknya pelaku berjalan melewati tiga tombol darurat saat dirinya membawa korban keluar dari stasiun.
Berdasarkan rekaman CCTV, ponsel pelaku terlihat terus berada di telinganya seolah sedang menelepon seseorang selama kurun waktu 45 menit bersama korban. Ini berarti, ponselnya memiliki sinyal. Meskipun begitu, polisi mengatakan bahwa dirinya tak melakukan panggilan darurat 999 ataupun memberikan pertolongan pertama kepada korban.
Selain itu, pengakuan bahwa Abbas sempat berbicara dengan seorang laki-laki tidaklah valid, karena CCTV tidak merekam adanya satu orang pun yang menghampiri dirinya maupun korban.
Lebih lanjut, polisi mengungkapkan, jaket hi vis yang pelaku kenakan didapat ketika ia masih bekerja melakukan survei penumpang bus dua tahun sebelum kejadian. Namun, pada saat insiden, dirinya sedang menganggur.
Abbas juga menuturkan bahwa ia sengaja membawa jaket tersebut untuk ia kenakan ketika berlari atapun jika dirinya menjumpai "sebuah kecelakaan atau sesuatu".