Ilustrasi uang yen Jepang (Unsplash.com/Jun rong loo)
Kejadian bermula pada 6 April, setelah mentransfer 100 ribu yen bantuan COVID-19 untuk masing-masing 463 rumah tangga di Kota Abu telah selesai. Pemerintah kota secara keliru mengajukan satu permintaan transfer ke bank sebesar 46,3 juta yen.
Rupanya transfer tersebut justru mengarah ke rekening lelaki yang namanya ada di daftar teratas itu. Seluruh jumlah itu ditransfer ke rekening bank pada 8 April.
Sejak itu, tim investigasi menemukan bahwa lelaki itu menarik 600 ribu yen setiap hari selama sekitar dua minggu. Ketika pihak berwenang akhirnya menghubunginya, ia mengatakan tidak lagi memiliki uang tersebut.
"Uangnya sudah saya pindahkan. Tidak bisa dikembalikan. Itu tidak bisa dibatalkan lagi. Saya tidak akan lari. Saya akan membayar kejahatan saya," katanya, dikutip dari BBC.
Namun, dia dilaporkan menghilang. Berbicara kepada media pada Selasa, pengacara lelaki itu mengatakan kliennya telah bekerja sama dengan pihak berwenang dan setuju untuk diwawancarai oleh polisi prefektur. Namun sejak gugatan diajukan terhadapnya pada 12 Mei, pejabat belum bisa menghubunginya.