Ilustrasi Bom (IDN Times/Mardya Shakti)
Melansir CBC, dalam serangan bom itu, jaksa penuntut Kanada meyakini aksi didalangi oleh ekstremis Sikh di British Columbia sebagai pembalasan atas serangan tentara India di Kuil Emas di Amritsar, tempat suci bagi Sikh. Peristiwa yang menewaskan ratusan peziarah Sikh itu terjadi satu tahun sebelum pengeboman.
Penyelidikan pihak berwenang membuat Malik dan Ajaib Singh Bagri dituntut, tapi dibebaskan pada 16 Maret 2005 setelah persidangan selama dua tahun. Keduanya dibebaskan karena saksi kunci yang diajukan dianggap bias dan tidak bisa diandalkan.
"Ratusan pria, wanita, dan anak-anak ini sepenuhnya merupakan korban tak berdosa dari tindakan terorisme yang kejam yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah penerbangan. Keadilan tidak tercapai, bagaimanapun, jika orang dihukum atas sesuatu yang kurang dari standar pembuktian yang diperlukan tanpa keraguan," bunyi putusan pengadilan pada 2005.
Setelah bebas, Malik menggugat pemerintah Kanada untuk membayar ganti rugi sebesar 9,2 juta dolar Kanada (Rp105,3 miliar). Gugatan ini dilakukan karena Malik mengklaim bahwa tuduhan terhadapnya tidak memiliki bukti, tapi tetap dilakukan karena adanya tuntutan dari publik. Namun, hakim Mahkamah Agung British Columbia menolak gugatan Malik pada Juli 2012.
Dalam beberapa tahun terakhir, Malik diketahui menjabat sebagai ketua di Khalsa School dan mengelola dua sekolah swasta di Surrey dan Vancouver. Dia juga menjabat sebagai presiden Khalsa Credit Union yang berbasis di Vancouver, yang memiliki lebih dari 16 ribu anggota.